1x
go to beginning previous frame pause play next frame go to end

Visualisasi ini dapat menggambarkan pohon rekursi dari algoritma rekursif apa pun atau pohon rekursi dari rekursi algoritma Divide and Conquer (D&C) (misalnya, Teorema Master) yang dapat kita tulis secara sah dalam JavaScript.


Visualisasi ini dapat memvisualisasikan pohon rekursi dari sebuah algoritma rekursif.

Kita juga dapat memvisualisasikan Graf Asiklik Berarah (DAG) dari sebuah algoritma Pemrograman Dinamis (DP) dan membandingkan perbedaan tempat pencarian dari sebuah masalah DP versus jika subsoal bertumpukannya dihitung secara seperti rekursi eksponensial Ω(2n/2) Fibonacci versus versi DPnya O(n)n.


Untuk beberapa masalah, kita juga bisa memvisualisasikan perbedaan antara pencarian komplet (backtracking rekursif) yang menjelajahi keseluruhan ruang pencarian, sebuah algoritma greedy (yang memilih sebuah cabang secara greedy tiap kali), versus Pemrograman Dinamis (DP) dalam pohon rekursi yang sama seperti, Coin-Change untuk v = 7 sen dengan 4 koin {4, 3, 1, 5} sen.


Kebanyakan pohon rekursi memerlukan ruang gambar yang besar, maka tampilkan laman visualisasi ini pada screen besar. Untuk alasan yang jelas, kita tidak bisa memvisualisasikan pohon/DAG yang besar. Maka, kita memanggil rekursi dengan parameter kecil.


Remarks: By default, we show e-Lecture Mode for first time (or non logged-in) visitor.
If you are an NUS student and a repeat visitor, please login.

🕑

Ini adalah daerah visualisasi dari Pohon / DAG Rekursi. Pohon / DAG Rekursi digambar/dianimasikan sesuai dengan bagaimana suatu program komputer nyata yang mengimplementasikan rekursi ini bekerja, yaitu "depth-first".


Rekursi dimulai dari keadaan awal yang diberi warna coklat tua. Nilai parameter saat ini ditampilkan di dalam setiap vertex (dipisahkan koma untuk rekursi dengan dua parameter atau lebih). Vertex aktif akan diberi warna oranye. Vertex yang tidak lagi memanggil masalah rekursif lainnya (kasus dasar) akan diberi warna hijau. Vertex (submasalah) yang diulang akan diberi warna biru muda untuk kemunculan kedua dan seterusnya. Nilai kembali dari setiap panggilan rekursif ditulis sebagai teks merah di bawah vertex. Visualisasi ini bersifat umum untuk rekursi apa pun yang dapat Anda tulis secara sah dalam JavaScript.

Dikarenakan ledakan kombinatorial, akan sulit bagi kami untuk memvisualisasikan pohon rekursi berukuran besar.


Pro-tip 1: Since you are not logged-in, you may be a first time visitor (or not an NUS student) who are not aware of the following keyboard shortcuts to navigate this e-Lecture mode: [PageDown]/[PageUp] to go to the next/previous slide, respectively, (and if the drop-down box is highlighted, you can also use [→ or ↓/← or ↑] to do the same),and [Esc] to toggle between this e-Lecture mode and exploration mode.

🕑

Untuk DAG rekursi, akan sangat sulit untuk meminimalkan jumlah persilangan tepi jika terjadi subproblema yang tumpang tindih. Namun, kami berusaha sebaik mungkin untuk memberikan tata letak DAG yang kustom untuk masalah DP tertentu guna meningkatkan penyajian.


Sebagai contoh, saat ini kami menunjukkan DAG Rekursi dari perhitungan angka Fibonacci ke-n. Kami menyusun vertex dari yang paling kiri (kasus dasar hijau n = 0 dan n = 1)hingga yang paling kanan (n awal). Idealnya, ini ditampilkan sebagai array 1-D (memoization) datar. Namun, karena VisuAlgo belum memiliki tepi melengkung, kami memutuskan untuk meletakkan vertex bernomor ganjil sedikit di bawah vertex bernomor genap untuk mengatasi masalah tepi yang tumpang tindih. Untuk menghitung fib(n), kita hanya perlu mengetahui hasil dari dua hasil langsung: fib(n-1) + fib(n-2) yang digambarkan sebagai dua panah dari vertex n ke vertex n-1 dan n-2. Hasil penjumlahan, yaitu nilai setiap fib(n), ditampilkan sebagai teks merah di bawah vertex. Karena tidak ada perhitungan subproblema yang berulang, tidak ada vertex berwarna biru muda sama sekali dalam DAG Rekursi ini (vertex tersebut akan memiliki lebih dari satu panah masuk).


Pro-tip 2: We designed this visualization and this e-Lecture mode to look good on 1366x768 resolution or larger (typical modern laptop resolution in 2021). We recommend using Google Chrome to access VisuAlgo. Go to full screen mode (F11) to enjoy this setup. However, you can use zoom-in (Ctrl +) or zoom-out (Ctrl -) to calibrate this.

🕑

Pilih salah satu algoritma rekursif contoh dalam daftar drop-down atau tulis kode rekursif Anda sendiri — dalam JavaScript. Pohon / DAG rekursi akhir akan langsung ditampilkan. Perhatikan bahwa visualisasi ini dapat menjalankan kode JavaScript apa pun, termasuk kode berbahaya, jadi harap berhati-hati (ini hanya akan mempengaruhi browser web Anda sendiri, jangan khawatir).


Klik tombol 'Mulai' di sudut kanan atas kotak aksi untuk memulai visualisasi langkah demi langkah dari fungsi rekursif setelah Anda memilih (atau menulis) kode JavaScript yang valid!


Pada sub-bagian berikutnya, kita mulai dengan algoritma rekursif contoh yang hanya memiliki satu sub-masalah, yaitu tidak bercabang. Untuk contoh satu-subsoal ini, pohon rekursi dan DAG rekursi mereka 100% identik (mereka terlihat seperti Senarai Berantai Tunggal dari akar (panggilan awal) ke daun (kasus dasar)). Karena tidak ada subsoal yang tumpang tindih untuk contoh dalam kategori ini, Anda tidak akan melihat vertex yang berwarna biru muda dan hanya satu vertex berwarna hijau (kasus dasar). Orientasi default untuk pohon rekursi adalah dari kanan-atas ke kiri-bawah, sedangkan orientasi default untuk DAG rekursi adalah dari kanan ke kiri.


Pro-tip 3: Other than using the typical media UI at the bottom of the page, you can also control the animation playback using keyboard shortcuts (in Exploration Mode): Spacebar to play/pause/replay the animation, / to step the animation backwards/forwards, respectively, and -/+ to decrease/increase the animation speed, respectively.

🕑

Bilangan Faktorial menghitung faktorial dari sebuah bilangan n.


f(n) = 1 (if n == 0);
f(n) = n*f(n-1) otherwise


Ini adalah salah satu fungsi rekursif (ekor) yang paling sederhana yang dapat dengan mudah ditulis ulang menjadi versi iteratif. Kompleksitas waktunya juga sederhana yaitu Θ(n).


Nilai Faktorial f(n) berkembang sangat cepat, jadi coba hanya bilangan bulat kecil n ∈ [0..10] (kita mengacak nilai awal n dalam rentang ini).

🕑

Contoh pencarian biner ini mencari indeks dari a2 dalam sebuah larik terurut a1[a..b]. Kita memulai pencarian biner dari ruang pencarian awal a=0,b=a1.length-1 (keseluruhan larik a1, dengan n = (a1.length-1) - 0 + 1 = a1.length).


f(a,b) = -1 (if a > b);
let mid = floor((a+b)/2);
f(a,b) = mid (if a2 = a1[mid]);
f(a,b) = f(a,mid-1) (if a2 < a1[mid]);
f(a,b) = f(mid+1,b) (if a2 > a1[mid]);


Hanya salah satu dari dua cabang yang mungkin akan dieksekusi setiap kali, menghasilkan situasi pohon rekursi = DAG rekursi. Kompleksitas waktunya adalah Θ(log n) karena kita terus membagi ruang pencarian setiap kali. Kasus terburuk terjadi ketika a2 tidak ditemukan dalam array terurut a1.


Dalam visualisasi ini, kami mengacak isi larik terurut a1 dan nilai yang akan dicari a2.


TBC: Dalam waktu dekat, kami akan menggambar seluruh ruang pencarian Θ(n) (baik cabang kiri maupun kanan di setiap vertex) dan menyoroti jalur efisien Θ(log n) yang diambil oleh pencarian biner pada ruang pencarian ini. Ini mirip dengan melihat animasi fungsi Cari(v) dari BST (seimbang).

🕑

Pangkat Modulo menghitung nilai dari a1^p % a2 dengan cara yang efisien.


f(p) = 1 (if p == 0);
f(p) = f(floor(p/2))^2 % a2 (if p genap)
f(p) = f(floor(p/2))^2 * a1 % a2 (if p ganjil)


Algoritma D&C ini berjalan dalam Θ(log p).


Dalam visualisasi ini, kita mengacak nilai a1 (basisnya, sebuah nilai kecil ∈ [2..4]),
a2 (modulo, sebuah bilangan prima ∈ [7, 97, 997, 9973]), dan pangkat p (kita mau memangkatkan a1 sebanyak p, modulo a2. Karena kompleksitas waktu yang kecil, tidak ada masalah untuk mencoba nilai besar 0 ≤ p ≤ 256.


TBC: Di waktu dekat, kita mungkin menggambarkan perbandingan antara algoritma pangkat modulo efisien ini dengan versi naif yang mengalikan a1 p kali yang berjalan dalam Θ(p).

🕑

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) menghitung FPB dari dua bilangan a dan b.


f(a, b) = a (if b == 0);
f(a, b) = f(b, a%b) otherwise


Ini merupakan algoritma klasik Euclid yang berjalan dalam O(log n) dengan n = min(a, b) — tergantung dengan detail implementasi, n = max(a, b) atau n = a+b juga memungkinkan.


Algoritma Euclid adalah contoh dari sebuah algoritma Divide and Conquer (D&C)


Karena kompleksitas yang rendah, tidak ada masalah untuk mencoba 0 ≤ a, b ≤ 99.
(kita mengacak nilai a dan b dalam rentang tersebut dan set a ≥ b).
Catat bahwa jika a < b, langkah rekursi pertama akan menukar a dan b.


Cobalah beberapa kombinasi dari a dan b dan perhatikan pada nilai berapakah f(a, b) berhenti dengan cepat dalam satu langkah (b = 0), dua langkah (b = gcd(a, b)), atau banyaknya langkah maksimum (cobalah ini) — untuk menunjukkan batasan bawah Ω(log n).

🕑

Jumlah Rentang Maksimum menghitung nilai dari sublarik dengan jumlah nilai total maksimum dalam sebuah larik (global) a1 dengan n = a1.length bilangan (textbox pertama di bawah textbox editor kode). Nilai dari a1 bisa merupakan bilangan bulat positif, nol, atau negatif (tanpa bilangan negatif, jawabannya jelas merupakan jumlah dari semua bilangan dalam a1).


Secara formal, definisikan RSQ(i, j) = a1[i] + a1[i+1] + ... + a1[j], dengan 0 ≤ i ≤ j ≤ n-1 (RSQ adalah Range Sum Query). Max Range Sum (Jumlah Rentang Maksimum) ingin mencari optimal i dan j sehingga nilai RSQ(i, j) maksimum.


f(i) = max(ai[0], 0) (if i == 0, karena ai[0] bisa negatif);
f(i) = max(f(i-1) + ai[i], 0) otherwise


Kita memanggil f(n-1). Nilai terbesar dari f(i) merupakan jawabannya.


Inilah algoritma Kadane klasik yang berjalan dalam O(n).

🕑

Bilangan Catalan menghitung nilai dari Bilangan Catalan ke-n secara rekursif:


f(n) = 1 (if n == 0);
f(n) = f(n-1)*2*n*(2*n-1)/(n+1)/n; otherwise


Penjelasan ini adalah stub yang akan dikembangkan nantinya.

🕑

Pada sub-bagian berikutnya, kita akan melihat contoh algoritma rekursif yang memiliki tepat dua sub-masalah, yaitu percabangan. Ukuran dari sub-masalah ini bisa identik atau bervariasi. Untuk contoh-contoh sub-masalah dua ini, pohon rekursi mereka biasanya akan jauh lebih besar dibandingkan dengan DAG rekursi mereka (terutama jika ada (banyak) sub-masalah yang tumpang tindih, yang ditunjukkan dengan simpul-simpul berwarna biru muda pada gambar pohon rekursi).


Saat ini, yang ditampilkan di layar adalah pohon rekursi dari hubungan Fibonacci.

🕑

Bilangan Fibonacci menghitung bilangan Fibonacci ke-n.


f(n) = n (if n <= 1); // yakni, 0 if n == 0 or 1 if n == 1
f(n) = f(n-1) + f(n-2) otherwise


Tidak seperti contoh Faktorial, kali ini, tiap rekursi mencabang menjadi dua subsoal lebih kecil (jika kita memanggil f(n-1) terlebih dahulu sebelum f(n-2), maka pohon rekursi di sisi kiri akan lebih tinggi daripada sisi kanan — cobalah menukar kedua subsoal).


Nilai dari Fibonacci f(n) bertumbuh sangat cepat dan pohon rekursinya — jika diimplementasikan sesuai dengan rekurens di atas — juga bertumbuh secara eksponensial, yakni, setidaknya Ω(2n/2), maka hanya coba untuk nilai kecil n ≤ 7 (untuk mencegah crash).


Pohon rekursi dari Fibonacci sering digunakan untuk menunjukkan ide dasar tentang rekursi, ketidak-efisiennya (karena banyak subsoal bertumpukan), dan hubungannya dengan topik Pemrograman Dinamis (DP).

🕑

DAG Rekursi (ditampilkan di latar belakang) dari perhitungan Fibonacci hanya mengandung O(n) simpul dan dengan demikian dapat mencapai n yang lebih besar, yaitu n ≤ 30 (agar masih terlihat bagus dalam visualisasi ini; dalam praktiknya, n dapat mencapai jutaan dengan solusi DP ini).


Sebagian besar waktu, perhitungan Fibonacci ditulis dalam bentuk iteratif setelah seseorang memahami konsep DP.


Mungkin jarang berpikir dengan cara ini, tetapi visualisasi ini menunjukkan bahwa perhitungan Fibonacci f(n) pada dasarnya adalah menghitung jumlah jalur dari n ke simpul 1.

🕑

Contoh C(n, k) menghitung nilai koefisien binomial C(n, k).


f(n, k) = 1 (if k == 0); // 1 cara untuk ambil 0 dari n item
f(n, k) = 1 (if k == n); // 1 cara untuk ambil n dari n item
f(n, k) = f(n-1, k-1) + f(n-1, k) // ambil item terakhir atau diabaikan


Pohon rekursi dari C(n, k) bertumbuh sangat cepat, dengan pohon terbesar pada saat k = n/2, pohon lebih kecil pada saat k mendekati 0 atau n (beberapa jalur dengan daun pendek), dan pohon terpendek pada saat k adalah 0 atau n (hanya satu simpul).

🕑

DAG rekursi dari C(n, k) sebenarnya merupakan Segitiga Pascal terbalik. Terdapat paling banyak O((n/2)*(n/2)) = O(n^2/4) simpul (saat k = n/2) walaupun secara praktik kita akan menggunakan sebuah tabel DP/memo dengan ukuran O(n^2). Maka, kita bisa menggunakan nilai lebih besar n ≤ 15 (agar terlihat bagus dalam visualisasi) dan k∈[0..n], termasuk k≈n/2.


TBC: Dalam masa dekat, kita mungkin menggambarkan sebuah simpul maya (0, 0) --- C(n, k) tidak akan sampai simpul tersebut kecuali jika kita mulai dari C(0, 0) dengan nilai 1 untuk memenuhi visualisasi Segitiga Pascal terbalik tersebut.

🕑

Contoh Knapsack 0-1 menyelesaikan masalah Knapsack 0/1: Berapakah nilai maksimum yang kita dapat, jika diberikan sebuah tas yang bisa membawa beras maksimum w, dengan nilai dari item ke-i adalah a1[i], dan berat dari item ke-i adalah a2[i]?


Knapsack 0-1 mempunyai rekurens DP yang klasik f(i, w) yang kita panggil menggunakan f(n-1, max-w) dengan n = a1.length.


f(i, w) = f(i-1, w); // abaikan item i (selalu bisa)
f(i, w) = a1[i] + f(i-1, w-a2[i]); // ambil item i (if a2[i] <= w)
f(<0, w) = 0; // semua item telah ditentukan
f(i, 0) = 0; // tidak bisa mengambil item lainnya


Pohon rekursi dari rekurens DP ini mempunyai dikit (seperti contoh yang ditunjukkan sekarang) hingga banyak (cobalah semua item mempunyai berat yang sama, yakni satu) subsoal bertumpukan.

🕑

DAG rekursi dari Knapsack 0-1 hanya mempunyai O(n * max-w) simpul. Maka kita bisa menggunakan nilai lebih besar n ≤ 7 dan max-w ≤ 15 (agar tetap terlihat bagus dalam visualisasi ini).


Rekurens DP ini secara sederhana mencari jalur terpanjang (berbobot) dalam DAG implisit ini dan mempunyai kompleksitas waktu O(n * max-w).


Jika berat dari tiap item a2 bervariasi, DAG rekursi akan terlihat sedikit kosong. Coba set a2=[1,2,...,2^i] untuk sebuah DAG rekursi yang lebih padat (tetapi tidak ada tumpukan) atau a2=[1,1,...,1] (banyak tumpukan).

🕑
Pada sub-bagian berikutnya, kita akan melihat contoh algoritma rekursif yang memiliki banyak sub-masalah (1, 2, 3, ..., batas tertentu). Untuk banyak contoh ini, ukuran Pohon Rekursi mereka adalah eksponensial dan kita benar-benar perlu menggunakan Pemrograman Dinamis untuk menghitung DAG Rekursi mereka sebagai gantinya.
🕑

Contoh Subsekuens Menaik Terpanjang menyelesaikan masalah Longest Increasing Subsequence (LIS): Diberikan larik a1, berapa panjangkah Subsekuens Menaik Terpanjang dari a1?


DAG rekursi dari contoh default (tidak acak) adalah sebagai berikut: simpul j ∈ [0..i-1] ditatakan secara horizontal (dari kiri/simpul 0 ke kanan/simpul i-1), lalu diletakkan secara vertikal (sesuai dengan nilai a1[j]). Kita menggambarkan sebuah sisi antara j dan k jika a1[j] < a1[k] (dengan semua simpul mempunyai sebuah sisi tersembunyi menuju sebuah simpul maya dengan nilai max(a1)+1 pada sel kanan-atas sehingga semua LIS berakhir pada simpul maya tersebut dan kita bisa memulai rekursi f(i), i = a1.length-1). Maka, masalah LIS ini bisa divisualisasikan sebagai mencari jalur terpanjang pada DAG rekursi (implisit) ini.


Karena terdapat |V| = n simpul dan |E| = O(n^2) sisi (menggunakan kasus uji larik terurut seperti {1,2,4,8,16,...} untuk mendapatkan visualisasi bagus), kompleksitas waktu untuk menyelesaikan LIS menggunakan DP adalah O(n^2).


Sejak awal tahun 2000-an, kita seharusnya menggunakan solusi greedy+binary search yang lebih cepat dengan kompleksitas O(n log k) untuk LIS, tidak dijelaskan dalam slide ini.

🕑

Contoh Coin Change menyelesaikan masalah Coin Change: Diberikan daftar a1 yang terdiri dari nilai koin, berapa banyaknya koin minimum yang diperlukan untuk mendapatkan nilai tepat v?


Pohon rekursi dari contoh default (tidak diacak) memiliki v = 7 sen dan 4 koin yang dipilih secara khusus {4, 3, 1, 5}. Apa yang ditampilkan di layar adalah seluruh pohon rekursi dari fungsi Coin-Change rekursif.


Algoritma greedy tipikal untuk Coin-Change yang selalu mengambil nilai koin terbesar yang tidak melebihi nilai saat ini v akan terjebak pada cabang paling kanan: 7 sen (ambil koin 5 sen) → 2 sen (ambil koin 1 sen) → 1 sen (ambil koin 1 sen lagi) → 0 (total 3 koin).


Algoritma DP yang mengeksplorasi pohon rekursi ini (tetapi menghindari perhitungan berulang pada vertex berwarna biru muda) akan menemukan cabang paling kiri: 7 sen (ambil koin 4 sen) → 3 sen (ambil koin 3 sen) → 0 (total 2 koin). Solusi alternatif: 7 → 4 → 0 (juga 2 koin).

🕑

Contoh Memotong Tongkat menyelesaikan masalah 'fiksi' pengantar di Bab 14.1 - Pemrograman Dinamis dari buku teks "Introduction to Algorithms" (edisi ke-4 CLRS): Diberikan sebuah batang dengan panjang n inci dan tabel harga a1 untuk panjang 1,2,...,n inci, tentukan pendapatan maksimum yang dapat diperoleh dengan memotong batang dan menjual potongannya.

Pohon rekursi dari contoh default (tidak diacak) memiliki n = 4 inci. Yang ditampilkan di layar adalah seluruh pohon rekursi dari fungsi Cut-Rod.


f(n) = max(a1[i-1] + f(n-i)) ∀i∈[1..n];
f(0) = 0;
// tidak bisa dipotong lagi
🕑

Contoh Matrix Chain Multiplication (MCM) menyelesaikan masalah pengantar DP kedua di Bab 14.2 dari buku teks "Introduction to Algorithms" (edisi ke-4 CLRS): Diberikan sebuah urutan (rantai) dari n = a1.length-1 matriks yang akan dikalikan, di mana matriks-matriks tersebut tidak harus berbentuk kuadrat, hitung hasil perkalian A1*A2*...*An menggunakan algoritma standar O(p*q*r) untuk mengalikan matriks persegi panjang, sambil meminimalkan jumlah perkalian skalar.

Pohon rekursi dari contoh default (tidak diacak) memiliki i=1,j=4. Yang ditampilkan di layar adalah seluruh pohon rekursi dari fungsi MCM.


f(i,j) = min(f(i,k)+f(k+1,j)+a1[i-1]*a1[k]*a1[j]) ∀i≤k<j;
f(i,j) = 0 if i == j; // no need to multiply a single matrix
🕑

Contoh Subsekuens Persekutuan Terpanjang menyelesaikan masalah Longest Common Subsequence (LCS) : Diberikan dua string (larik karakter) a1 (dengan panjang n = a1.length) dan a2 (dengan panjang m = a2.length), berapa panjang Subsekuens Persekutuan Terpanjang dari kedua string tersebut?


f(n, m) = 1 + f(n-1, m-1); // if a1[n] == a2[m]; karakter terakhir cocok
f(n, m) = max(f(n-1, m), f(n, m-1)) // if karakter terakhir tidak cocok
f(n, <0) = 0; // a2 is empty
f(<0, m) = 0; // a1 is empty


Kita memanggil f(n-1, m-1), dari karakter terakhir kedua string.


Pohon rekursi dari rekurens DP ini mempunyai subsoal bertumpukan yang eksponensial (seperti yang saat ini ditunjukkan) jika kedua string mempunyai karakter berbeda yang banyak (namun cobalah juga a1 == a2; kita akan melihat sebuah pohon rekursi satu-subsoal).

🕑

DAG rekursi dari LCS hanya mempunyai O(n * m) simpul. Maka kita bisa menggunakan string lebih panjang dengan n ≤ 10 dan m ≤ 10 (agar tetap terlihat bagus dalam visualisasi).


DP rekurens ini secara sederhana mencoba mencari jalur (berbobot-0/1) terpanjang pada DAG implisit ini dan mempunyai kompleksitas waktu O(n * m).

🕑

Contoh Pencocokan Graf menghitung banyaknya matching maksimum pada graf kecil, yang diberikan dalam bentuk Adjacency Matrix a1.


Penjelasan ini adalah stub yang akan dikembangkan nantinya.

🕑

Contoh Traveling Salesperson menyelesaikan masalah Traveling Salesperson Problem untuk graf kecil: Berapa panjang dari jalur terpendek yang mulai dari kota 0, melalui tiap kota tepat sekali, dan kembali ke kota 0? Jarak dari kota i dan kota j dinyatakan sebagai a1[i][j].


Penjelasan ini adalah stub yang akan dikembangkan nantinya.

🕑

Pada sub-bagian berikutnya, alih-alih memvisualisasikan pohon rekursi dari algoritma rekursif, kami memvisualisasikan pohon rekursi dari hubungan (persamaan) untuk membantu menganalisis kompleksitas waktu dari algoritma Divide and Conquer (D&C) tertentu.

Nilai yang dihitung oleh f(n) (label merah di bawah setiap simpul yang menunjukkan nilai kembalian dari fungsi rekursif/submasalah tersebut) adalah jumlah total operasi yang dilakukan oleh algoritma rekursif tersebut ketika ukuran masalahnya adalah n (nilai yang ditampilkan di dalam setiap simpul). Sebagian besar buku teks akan menyebut nama fungsi hubungan ini sebagai T(n), tetapi kami memilih untuk tidak mengubah nama fungsi default f(n) yang digunakan dalam semua visualisasi algoritma rekursif lainnya. Beberapa buku teks lainnya (misalnya, CLRS) juga hanya mencantumkan biaya dari setiap simpul saja, bukan biaya dari seluruh submasalah.

🕑

Pada visualisasi sorting, kita telah belajar tentang Merge Sort. Rekursi kompleksitas waktunya adalah:


f(n) = Θ(1) (if n < n0) —kita biasanya asumsi kasus dasarnya adalah Θ(1)
f(n) = f(n/2) + f(n/2) + c*n (selain itu)

Silahkan lihat pohon rekursi pada contoh default (n = 16). Kita akan emnggunakan pohon rekursi yang sama untuk beberapa sub-slide berikutnya. Anda dapat melihat ukuran masalah awal n = 16 tertulis dalam simpul akar dan nilainya (total pekerjaan yang dilakukan f(16) is 32+32+1*16 = 80). Nilai f(n) konsisten dalam pohon rekursi, seperti f(8) = f(4)+f(4)+1*4 = 12+12+1*8 = 32.

🕑

Kita bisa melihat bahwa ketinggian dari pohon rekursi ini adalah log2 n karena kita membagi n dengan 2 sampai kasus dasar dengan ukuran 1.

Untuk n = 16, kita punya 16-> 8-> 4-> 2-> 1 (log2 16 = 4 langkah).

Catatan: ketinggian pohon = banyaknya sisi dari akar ke daun terdalam.

🕑

Karena usaha yang dilakukan dalam langkah rekursif per submasalah ukuran n adalah c*n (operasi pembagian (trivial, Θ(1)) dan operasi penaklukan (penggabungan), Θ(n)), kita akan melakukan tepat cn operasi per setiap tingkat rekursi dari pohon rekursi spesifik ini.

Akar dengan ukuran (n) melakukan c*n operasi selama langkah penggabungan.

Dua anak dari akar dengan ukuran (n/2) masing-masing melakukan c*n/2, dan 2*c*n/2 = c*n juga.

Tingkat cucu adalah 4*c*n/4 = c*n juga.

Dan seterusnya hingga tingkat terakhir (daun).

Karena label merah di bawah setiap simpul dalam visualisasi ini melaporkan nilai seluruh submasalah (termasuk subpohon di bawahnya), biaya identik per tingkat tidak mudah terlihat, misalnya, dari akar ke daun, kita melihat 80, 2x32 = 64, 4x12 = 48, 8x4 = 32, 16x1 = 16 dan mungkin mendapatkan kesimpulan yang berbeda... Namun, jika kita mengurangi nilai dari submasalahnya, kita akan mendapatkan kesimpulan yang sama, misalnya, untuk akar, kita melakukan 80-2x32 = 16 operasi, untuk anak-anak akar, kita melakukan 2x(32-2x12) = 2x8 = 16 operasi juga, dan seterusnya.

Segera, kami akan menampilkan informasi 'kerja-yang-dilakukan-di-setiap-tingkat' secara langsung dalam visualisasi.

🕑

Banyaknya daun berwarna hijau adalah 2log2 n = nlog2 2 = n.


Setiap daun melakukan langkah Θ(1), maka total pekerjaan dari tingkat terakhir (daun) juga Θ(n).


Total pekerjaan yang dilakukan Merge Sort adalah c*n per tingkat, dikalikan dengan ketinggian dari pohon rekursi (log2 n + 1 lebih untuk tingkat daun), atau Θ(n log n).


Dalam contoh ini, f(16) = 80 dari 1x16 x (log2 16 + 1) = 16 x (4 + 1) = 16 x 5 = 80.

🕑

Pada visualisasi sorting, kita juga telah belajar tentang Quick Sort tanpa acakan.


Algoritma tersebut mempunyai kasus terjelek O(n2) dalam beberapa kasus (trivial) dan mempunyai rekursi waktu kompleksitas sebagai berikut (dengan a = 1):


f(n) = Θ(1) (if n < n0) — kita biasanya asumsi kasus dasarnya adalah Θ(1)
f(n) = f(n-a) + f(a) + c*n (otherwise)

Perhatikan bahwa menulis rekursi dalam arah sebaliknya tidak berpengaruh banyak, selain dari pohon rekursi menjadi terbalik.


Perhatikan pohon rekursi yang sekarang digambar.
Kita mau menunjukkan bahwa pohon rekursi ini mempunyai f(n) = O(n2).

🕑
Kita dapat melihat bahwa ketinggian dari pohon rekursi ini lumayan tinggi, yaitu n/a - 1 karena kita hanya mengurangi n dengan a pada setiap tingkat. Maka kita memerlukan n/a - 1 tingkat untuk sampai kasus dasar (n = 1).
Untuk n = 16, a = 1, kita punya 16-> 15-> 14-> ...-> 2-> 1 (16/1 - 1 = 15 langkah).

🕑

Karena pekerjaan yang dilakukan pada langka rekursi per subsoal untuk ukuran n adalah c*n (membagi (partisi) dalam Θ(n); bagian penaklukan mudah — Θ(1)), kita akan melakukan tepat c*n operasi per tingak rekursi.


Akar dengan ukuran (n) melakukan c*n operasi dalam tahap partisi.
Anak dari akar dengan ukuran (n-a) melakukan c*(n-1) dan lainnya melakukan f(a).
Tingkat cucu melakukan c*(n-2) operasi dan lainnya melakukan f(a).
Dan seterusnya sampai tingak terakhir (daun-daun melakukan f(a)).

🕑

Total pekerjaan yang dilakukan Quick sort pada kasus terburuk ini merupakan jumlah dari deret aritmetik 1+2+...+n ditambahkan operasi faktor konstan lainnya (semua f(a) adalah Θ(1)). Ini disederhanakan menjadi f(n) = Θ(n2).

🕑

Untuk rekurens dalam bentuk:

f(n) = a*f(n/b) + g(n)

dengan a ≥ 1, b > 1, dan g(n) adalah asimptotik positif,
kita bisa menggunkan master theorem (kadang juga disebut metode master).
Catatan: Dalam visualisasi ini, kita harus merubah nama fungsi CLRS menjadi konvensi kami:
f(n) → g(n) dan T(n) → f(n).


Kita bandingkan fungsi driving g(n) (banyaknya kerja yang dilakukan pada tiap langkah rekursi dengan ukuran n) dengan nlogba (fungsi watershed — juga merupakan banyaknya daun dari pohon rekursi secara asimptotik), jika g(n) = O(nlogba) untuk ε > 0, maka fungsi driving g(n) bertumbuh lebih pelan secara polinomial daripada fungsi watershed nlogba (sebanyak faktor nε), maka fungsi watershed nlogba akan mendominasi dan solusi dari rekurensnya adalah f(n) = θ(nlogba).


Secara visual, jika anda melihat pohon rekursi untuk rekurens yang masuk dalam kategori kasus 1, total kerja per tingkat bertumbuh naik secara eksponensial dari tingkat akar ke tingkat daun (dalam gambar ini, 1*4*4 = 16, 7*2*2 = 28, 49*1*1 = 49, ..., 16+28+49 = 93), dan total kerja dari daun-daun mendominasi total kerja dari simpul-simpul internal lainnya.

🕑

Contoh paling terkenal adalah algoritma Strassen untuk perkalian matriks dengan kasus 1 dari master theorem berlaku. Rekurensnya adalah: f(n) = 7*f(n/2) + c*n*n.


Maka a = 7, b = 2, watershed = nlog2 7 = n2.807, driving = g(n) = Θ(n2).


n2 = O(n2.807-ε) untuk ε = 0.807... — kasus 1 — Maka f(n) = Θ(n2.807)

Latihan: Anda bisa menggantikan kode demo dengan set a = 8 dan set g(n) = c*1 untuk merubah rekurens algoritma Strassen menjadi rekurens algoritma perkalian matriks sederhana yang mempunyai f(n) = Θ(n3).

🕑

Analisis mendalam algoritma Merge sort dari beberapa slide sebelumnya dapat disederhanakan menggunakan master theorem, yakni, f(n) = 2*f(n/2) + c*n.


Maka a = 2, b = 2, watershed = nlog2 2 = n, driving = g(n) = Θ(n).
n = Θ(n logk n) untuk k = 0
Fungsi watershed dan driving mempunyai pertumbuhan asimptotik yang sama — kasus 2
Maka f(n) = Θ(n log n).


Secara visual, jika anda melihat pohon rekursi untuk rekursi yang masuk dalam kategori kasus 2, total kerja per tingkat adalah ~sama, yakni Θ(nlogba logk n) dan terdapat logb n tingkat. Kita klaim bahwa solusinya adalah f(n) = Θ(nlogba logk+1 n). Itu saja, solusi dari rekursi yang masuk dalam kasus 2 adalah mengalikan sebuah faktor log tambahan pada g(n).


Latihan: Anda bisa menggantikan kode demo dengan set a = 1 dan set g(n) = c*1 untuk merubah rekurens Merge Sort menjadi rekurens pencarian biner (binary search). Untuk pencarian biner, f(n) = Θ(log n). Perhatikan untuk kebanyakan algoritma nyata kasus 2 (seperti Merge Sort dan Binary Search), k = 0.

🕑

Kasus 3 adalah kebalikan dari kasus 1, dengan fungsi driving g(n) bertumbuh lebih cepat secara polinomial dibandingkan fungsi watershed nlogba. Maka kebanyakan dari operasi akan dilakukan di fungsi driving pada tingkat akar (tetapi cek dengan kondisi regularity juga, akan dijelaskan di bawah). Kasus 3 jarang muncul dalam algoritma nyata, jadi kita akan menggunakan rekurens fiksi: f(n) = 4*f(n/2) + c*n^3.


Maka a = 4, b = 2, watershed = nlog2 4 = n2, driving = g(n) = Θ(n3).
n^3 = Ω(n2+ε) untuk ε = 1 dan
4*(n/2)3 ≤ c*n3 (kondisi regularity) untuk c = 1/2 — case 3
Maka f(n) = Θ(n3).


Secara visual, jika anda melihat pohon rekursi untuk rekurens yang masuk dalam kategori kasus 3, total kerja per tingkat menurun secara eksponensial dari tingkat akar ke tingkat daun (pada contoh gambar ini, 1*4*4*4 = 64, 4*2*2*2 = 32, 16*1*1*1 = 16, ..., 64+32+16 = 112), dan total kerja dari akar mendominasi total kerja dari semua simpul internal lainnya (termasuk daun-daun (yang banyak)).


You have reached the last slide. Return to 'Exploration Mode' to start exploring!

Note that if you notice any bug in this visualization or if you want to request for a new visualization feature, do not hesitate to drop an email to the project leader: Dr Steven Halim via his email address: stevenhalim at gmail dot com.

🕑
f(){
Mulai

}
var a1 =
var a2 =

>

GO

Enter an n by n matrix.


n=

Tentang Tim Syarat Guna Kebijakan Privasi

Tentang

VisuAlgo digagas pada tahun 2011 oleh Associate Professor Steven Halim sebagai alat untuk membantu murid-muridnya mengerti struktur-struktur data dan algoritma-algoritma, dengan memampukan mereka untuk mempelajari dasar-dasarnya secara otodidak dan dengan kecepatan mereka sendiri.


VisuAlgo mempunya banyak algoritma-algoritma tingkat lanjut yang dibahas didalam buku Dr. Steven Halim ('Competitive Programming', yang ditulis bersama adiknya Dr. Felix Halim dan temannya Dr. Suhendry Effendy) dan lebih lagi. Hari ini, beberapa dari visualisasi/animasi algoritma-algoritma tingkat lanjut ini hanya ditemukan di VisuAlgo.


Meskipun pada khususnya didesain untuk murid-murid National University of Singapore (NUS) yang mengambil berbagai kelas-kelas struktur data dan algoritma (contoh: CS1010/setara, CS2040/setara (termasuk IT5003), CS3230, CS3233, dan CS4234), sebagai pendukung pembelajaran online, kami berharap bahwa orang-orang di berbagai belahan dunia menemukan visualisasi-visualisasi di website ini berguna bagi mereka juga.


VisuAlgo tidak didesain untuk layar sentuh kecil (seperti smartphones) dari awalnya karena kami harus membuat banyak visualisasi-visualisasi algoritma kompleks yang membutuhkan banyak pixels dan gestur klik-dan-tarik untuk interaksinya. Resolusi layar minimum untuk pengalaman pengguna yang lumayan adalah 1366x768 dan hanya halaman utama VisuAlgo yang secara relatif lebih ramah dengan layar kecil. Tetapi, kami sedang bereksperimen dengan versi mobil (kecil) dari VisuAlgo yang akan siap pada April 2022.


VisuAlgo adalah proyek yang sedang terus berlangsung dan visualisasi-visualisasi yang lebih kompleks sedang dibuat. Pada saat ini, platform ini mempunyai 24 modul visualisasi.


Perkembangan yang paling menarik adalah pembuatan pertanyaan otomatis (sistem kuis online) yang bisa dipakai oleh murid-murid untuk menguji pengetahuan mereka tentang dasar struktur-struktur data dan algoritma-algoritma. Pertanyaan-pertanyaan dibuat secara acak dengan semacam rumus dan jawaban-jawaban murid-murid dinilai secara instan setelah dikirim ke server penilai kami. Sistem kuis online ini, saat sudah diadopsi oleh banyak dosen Ilmu Komputer diseluruh dunia, seharusnya bisa menghapuskan pertanyaan-pertanyaan dasar tentang struktur data dan algoritma dari ujian-ujian di banyak Universitas. Dengan memberikan bobot kecil (tapi tidak kosong) supaya murid-murid mengerjakan kuis online ini, seorang dosen Ilmu Komputer dapat dengan signifikan meningkatkan penguasaan materi dari murid-muridnya tentang pertanyaan-pertanyaan dasar ini karena murid-murid mempunyai kesempatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini yang bisa dinilai secara instan sebelum mereka mengambil kuis online yang resmi. Mode latihan saat ini mempunyai pertanyaan-pertanyaan untuk 12 modul visualisasi. Kami akan segera menambahkan pertanyaan-pertanyaan untuk 12 modul visualisasi yang lainnya sehingga setiap setiap modul visualisasi di VisuAlgo mempunyai komponen kuis online.


Kami telah menerjemahkan halaman-halaman VisuALgo ke tiga bahasa-bahasa utama: Inggris, Mandarin, dan Indonesia. Saat ini, kami juga telah menulis catatan-catatan publik tentang VisuAlgo dalam berbagai bahasa, termasuk Bahasa Indonesia, Korea, Vietnam, dan Thai:

id, kr, vn, th.

Tim

Pemimpin & Penasihat Proyek (Jul 2011-sekarang)
Associate Professor Steven Halim, School of Computing (SoC), National University of Singapore (NUS)
Dr Felix Halim, Senior Software Engineer, Google (Mountain View)

Murid-Murid S1 Peniliti 1
CDTL TEG 1: Jul 2011-Apr 2012: Koh Zi Chun, Victor Loh Bo Huai

Murid-Murid Proyek Tahun Terakhir/UROP 1
Jul 2012-Dec 2013: Phan Thi Quynh Trang, Peter Phandi, Albert Millardo Tjindradinata, Nguyen Hoang Duy
Jun 2013-Apr 2014 Rose Marie Tan Zhao Yun, Ivan Reinaldo

Murid-Murid S1 Peniliti 2
CDTL TEG 2: May 2014-Jul 2014: Jonathan Irvin Gunawan, Nathan Azaria, Ian Leow Tze Wei, Nguyen Viet Dung, Nguyen Khac Tung, Steven Kester Yuwono, Cao Shengze, Mohan Jishnu

Murid-Murid Proyek Tahun Terakhir/UROP 2
Jun 2014-Apr 2015: Erin Teo Yi Ling, Wang Zi
Jun 2016-Dec 2017: Truong Ngoc Khanh, John Kevin Tjahjadi, Gabriella Michelle, Muhammad Rais Fathin Mudzakir
Aug 2021-Apr 2023: Liu Guangyuan, Manas Vegi, Sha Long, Vuong Hoang Long, Ting Xiao, Lim Dewen Aloysius

Murid-Murid S1 Peniliti 3
Optiver: Aug 2023-Oct 2023: Bui Hong Duc, Oleh Naver, Tay Ngan Lin

Murid-Murid Proyek Tahun Terakhir/UROP 3
Aug 2023-Apr 2024: Xiong Jingya, Radian Krisno, Ng Wee Han

List of translators who have contributed ≥ 100 translations can be found at statistics page.

Ucapan Terima Kasih
Proyek ini dimungkinkan karena Hibah Pengembangan Pengajaran dari NUS Centre for Development of Teaching and Learning (CDTL).

Syarat Guna

VisuAlgo bebas biaya untuk komunitas Ilmu Komputer di dunia. Jika anda menyukai VisuAlgo, satu-satunya "pembayaran" yang kami minta dari anda adalah agar anda menceritakan keberadaan VisuAlgo kepada murid-murid/dosen-dosen Ilmu Komputer. Anda dapat menceritakan tentang VisuAlgo melewati media sosial yang anda tahu lewat postingan Facebook/Twitter/Instagram/TikTok, situs mata kuliah, ulasan di blog, email-email, dsb.


Mahasiswa dan pengajar Struktur Data dan Algoritma (DSA) dipersilakan untuk menggunakan situs web ini langsung untuk kelas mereka. Jika Anda mengambil tangkapan layar atau video dari situs ini, Anda dapat menggunakannya di tempat lain, asalkan mencantumkan URL situs web ini (https://visualgo.net) dan/atau daftar publikasi di bawah sebagai referensi. Namun, harap hindari mengunduh file sisi-klien VisuAlgo dan menghostingnya di situs web Anda, karena ini dianggap sebagai plagiarisme. Saat ini, kami tidak mengizinkan orang lain untuk melakukan fork proyek ini atau membuat varian VisuAlgo. Penggunaan pribadi salinan offline dari sisi-klien VisuAlgo diperbolehkan.


Harap diperhatikan bahwa komponen kuis online VisuAlgo memiliki elemen sisi-server yang substansial, dan tidak mudah menyimpan skrip dan basis data sisi-server secara lokal. Saat ini, publik umum hanya dapat mengakses sistem kuis online melalui 'mode latihan.' 'Mode uji' menawarkan lingkungan yang lebih terkontrol untuk menggunakan pertanyaan yang dihasilkan secara acak dan verifikasi otomatis dalam ujian-ujian nyata di NUS.


Daftar Publikasi


Karya ini telah dipresentasikan singkat pada CLI Workshop sewaktu ACM ICPC World Finals 2012 (Poland, Warsaw) dan pada IOI Conference di IOI 2012 (Sirmione-Montichiari, Italy). Anda bisa mengklik link ini untuk membaca makalah kami tahun 2012 tentang sistem ini (yang belum disebut sebagai VisuAlgo pada tahun 2012 tersebut).


Laporan Bug atau Permintaan Fitur Baru


VisuAlgo bukanlah proyek yang sudah selesai. Associate Professor Steven Halim masih aktif dalam mengembangkan VisuAlgo. Jika anda adalah pengguna VisuAlgo dan menemukan bug di halaman visualisasi/sistem kuis online atau jika anda mau meminta fitur baru, silahkan hubungi Associate Professor Steven Halim. Alamat emailnya adalah gabungan dari namanya dan tambahkan gmail titik com.

Kebijakan Privasi

Versi 1.2 (Dimutakhirkan Jum, 18 Aug 2023).
Sejak Jumat, 18 Aug 2023, kami tidak lagi menggunakan Google Analytics. Semua cookie yang kami gunakan sekarang hanya untuk operasi situs web ini. Popup persetujuan cookie yang mengganggu sekarang dimatikan bahkan untuk pengunjung pertama kali.
Sejak Jumat, 07 Jun 2023, berkat sumbangan yang murah hati dari Optiver, siapa pun di dunia bisa membuat akun VisuAlgo sendiri untuk menyimpan beberapa pengaturan kustomisasi (seperti mode layout, bahasa default, kecepatan pemutaran, dll).
Selain itu, untuk mahasiswa NUS, dengan menggunakan akun VisuAlgo (sebuah tupel dari alamat email NUS resmi, nama murid resmi NUS seperti dalam daftar kelas, dan sebuah kata sandi yang dienkripsi pada sisi server — tidak ada data personal lainnya yang disimpan), anda memberikan ijin kepada dosen modul anda untuk melacak pembacaan slide-slide kuliah maya dan kemajuan latihan kuis online yang dibutuhkan untuk menjalankan modul tersebut dengan lancar. Akun VisuAlgo anda akan juga dibutuhkan untuk mengambil kuis-kuis VisuAlgo online resmi sehingga memberikan kredensial akun anda ke orang lain untuk mengerjakan Kuis Online sebagai anda adalah pelanggaran akademis. Akun pengguna anda akan dihapus setelah modul tersebut selesai kecuali anda memilih untuk menyimpan akun anda (OPT-IN). Akses ke basis data lengkap dari VisuAlgo (dengan kata-kata sandi terenkripsi) dibatasi kepada Prof Halim saja.
Untuk dosen-dosen Ilmu Komputer di seluruh dunia yang telah menulis kepada Steven, sebuah akun VisuAlgo (alamat email (bukan-NUS), anda dapat menggunakan nama panggilan apapun, dan kata sandi terenkripsi) dibutuhkan untuk membedakan kredensial online anda dibandingkan dengan orang-orang lain di dunia. Akun anda akan dilacak seperti seorang murid NUS biasa diatas tetapi akun anda akan mempunya fitur-fiture spesifik untuk dosen-dosen Ilmu Komputer, yaitu kemampuan untuk melihat slide-slide tersembunyi yang berisi jawaban-jawaban (menarik) dari pertanyaan-pertanyaan yang dipresentasikan di slide-slide sebelumnya sebelum slide-slide tersembunyi tersebut. Anda juga dapat mengakses setingan Susah dari Kuis-Kuis Online VisuAlgo. Anda dapat dengan bebas menggunakan materi-materia untuk memperkaya kelas-kelas struktur-struktur data dan algoritma-algoritma anda. Catat bahwa mungkin ada fitur-fitur khusus tambahan untuk dosen Ilmu Komputer di masa mendatang.
Untuk siapapun dengan akun VisuAlgo, anda dapat membuang akun anda sendiri bila anda tidak mau lagi diasosiasikan dengan tool VisuAlgo ini.